NOVEL : Cinta dan Ibadah{ bagian08}
Cinta dan Ibadah
Setiba di rumah, tingkah alif terlihat aneh, setiap keluar masuk, bahkan menuju ke kantor alif di hantui rasa kegelisahan, "semoga lekas keluar...(sambil megang hp) namun belum ada kabar sama sekali dari rumah sakit, alif pun menunggu hingga di keesokan hari.
Di kantor
alif mengangkat telepon dari salah satu dokter yang melayani alif untuk melakukan tes DNA nya dengan alm. suami nun. alif pun sontak kaget setelah mendengar hasilnya{ "APA...jadi suami nun adalah adik kandung saya.."dalam hati}mata alif pun mulai berkaca-kaca sambil menatap nun yang berada di meja kerja nya yang tepat di depan matanya {"kenapa... kenapa bisa jadi seperti ini..? ucap alif di dalam hati.}
"nun, bisakah kamu pulang sekarang..."kata alif membuat nun kaget.
"tapi kak, saya lagi...ngerjain ini.." ucap nun dengan sopan sambil mengetik
"saya bisa kerjakan nanti.....saya mohon pulanglah duluan , saya ada urusan penting..." ucap alif mulai tegas.
"okey,,,fine!!!" ucap nun dengan membalikkan tubuh keluar, alif pun mengunci pintu kemudian melihat kembali hasil tes DNA Nya yang di kirimkan oleh dokter.
"ya allah.. kenapa baru sekarang...kenapa gak dari dulu saya bertindak..."ucap alif dengan termenung.
"tidak, papa dan mama tidak boleh tahu semua ini, dan nun....nun juga gak boleh tahu semua ini....astagfirullah al-adziiim, astagfirullah al-adziim, astagfirullah al-adzim.." ucap alif menenangkan hatinya, setelah beristigfar alif pun memukul dinding pintu bagian kaca tanpa di sadarinya tangan alif pun berdarah, terlihat dari luar sekertarisnya pun begitu sangat kaget. "nin,,, saya mohon jangan beritahu siapa-siapa(merenung) tolong panggil tukang servis untuk memperbaikinya sekarang" kata alif, kemudian pergi menuju ke sofa untuk beristirahat, namun alif tertidur hingga malam.
Di pertengahan perjalanan pulang, alif pun berhenti dengan keraguan yang ada di dalam benaknya "APAA YANG HARUS SAYA LAKUKAN YA ALLAAAAH. .."teriaknya, yang membuat nya dalam kebingungan.
alif pun kembali beristigfar, setelah tenang alif pun kemudian masuk kembali ke mobil dan melanjutkan perjalanannya pulang kerumah, saat itulah alif pulang malam-malam, kemudian langsung menuju ke kamar orang tuanya dengan basah kuyup.
New's morning
" ("tok tok tok ..."suara ketukan pintu dari luar kamar alif yang membangunkan alif) astagfirullah al-adzim..." alif pun segera menuju dan membuka pintu.
"uh...bibii.."ucap alif dengan kaget.
"hemmm...ibu, papa dan neng nun sudah di ruang makan kenapa den alif di tunggu-tunggu belum keluar juga.."ujar bibi
"maaf biii, semalam saya ke capeaan jadi tidur saya sangat nyenyak.." ucap alif.
"kecapean apa deeen, kecapean nangissss" kata bibi menyindir mengolok alif
"uh, bibi...mana aaada.., emank saya perempuan apa suka nangis.."balas alif.
"yaudah, turun sanaaah ibu lagi nungguin.."kata bibi menyuru alif bergegas.
{"mana mungkin saya kluar mata bengkak seperti ini..."ucap dalam hati alif.}
"bibi bilang aja ke mama... makan saja duluan sebab saya mau mandi dulu..."kata alif, bibi pun kembali ke ruang makan.
Di ruang makan
"maaf bu, kata den alif, dia mau mandi dulu jadi den alif menyuru kita makan duluan..."kata bibi di depan meja makan.
"oh, gitu..ya sudah bibi silahkan duduk, kita makan aja duluan..." ujar mama alif
Selesai makan
"emm, nun apakah kamu bisa antarkan makanan buat alif..." tanya mama alif
"uh, mama...kan ada bibi, biar bibi aja deh ma...."jawab nun dengan malu
"iya bu, biar saya saja.."ucap bibi, mama alif pun berubah pikiran {"alangkh baiknya kalau alif terbiasa makan di ruang tamu" dalam hati mama alif}
"iya ini mama, nun kan lagi hamil mana bisa bawa makanan ke kamar alif.." ujar suaminya
"kalu begitu gak usah bi, biarkan saja alif turun makan , supaya alif gak ke biasaan makan di kamar.."ujar mama alif
"emmm, nun di rumah saja ya sayang ...mama dan papa mau pergi ke gedung hotel...liat-liat pelaminan kalian sayang..."ucap mama nya dengan kasih sayang
"iya ma...terimakasih banyak ma..pa, nun sangat bersyukur bisa mengenali kalian...nun tidak pernah merasakan kehadiran mama,tapi...selama saya di sini saya selalu bahagia, saya selalu merasakan ke hadiran mama.."ucap nun dengan sedih dan menangis di pelukan mama alif.
"nun apakah kamu bahagia sayang..."tanya mama alif dengan senyum
"alhamdulillah, saya bahagia ma...."jawab nun dengan tangisnya.
"mama dan papa mau kemana.." tanya alif agak heran melihat papa dan mama nya berpakaian rapi, nun pun segera menghapus ke dua air mata yang ada di pipinya.
"aaliiif..."ucap mama dengan kaget "emm mama dan papa mau kembali ke gedung hotel untuk liat pelaminan kalian.. " lanjut mamanya.
"tinggal dua hari lagi.... jadi kalian harus siap-siap, jangan lupa atur makanan dengan baik, okey..."kata papa alif, kemudian memerhatikan pakaian alif "kamu mau kemana..."tanya papanya
"emmm turun kantor.." jawab alif dengan tenang, membuat papa dan mamanya heran, nun piun tersenyum
"hemmm, saya mau ke atas ma..pa.."pamit nun dengan tersenyum.
"oh iya sayang mama dan papa juga pamit yah..." ucap mamanya alif sementara nun sudah menuju ke atas.
"den,,,, calon pengantin itu gak boleh pergi kerja aduuuh "ucap bibi
"hemm, mulai hari ini..sampai kalian selesai bulan madu baru boleh kerja, biar papa yang ngurus kantor."ucap papa alif dengan tegas, bibi pun tertawa dan kembali ke dapur. alif pun baru meyadari pembicaraan papanya.
{" kalau begitu saya bisa sepuasnya bersama nun...alhamduliullaah"ucap alif dalam hati} alif pun merasa senang.
"mama dan papa pamit dulu...ingat jangan berlebihan karna nun belum mukhrim kamu.."ujar papa nya mengingatkan alif.
"iya pa..."ucap alif sedikit senyum.
Di dapur,
"Biiibiiiiiii (teriak alif dengan nada melodi).."
"astagfirullah, dennnn..."ucap bibi dengan sedikit kaget
"bi, bikin jus jeruk 2 yah..."ucap alif berbunga-bunga
"hemmm, mentang-mentang gak ngantor ..senenggg karna mau deketin calon pengantiiin..(ngolok) "ucap bibi
"uh, udahlah biii...nggak usah ikut campur..sekarang tuh saya sudah mau jadi calon suami sudah mau jadi calon bapak...artinya...(mengengkat alis 2 kali kepada bibi, namun bibi pun hanya cuek) artinya saya sudah dewasalah biii.."ucap alif dengan senang.
"hemmm, okey kalau mau kelihatan dewasa...JANGAN NYURU ORANG TUA BIKIN JUS..."ucap bibi dengan tegas
"loh (heran) apa hubungannya, bibikan bekerja di sini...kami gaji bibi.... suka-suka saya dooonk.." ucap alif
"itu artinya den alif belum dewasa...orang dewasa mana aaada tega nyuru-nyuru orang yang lebih tua meskipun seorang pembantu.."ujar bibi memberi nasihat kepada alif.
{"bener juga bibi, mulai kecil saya suka nyuru-nyuru dia, bahkan bibi sangat menjaga saya dengan baik, tanpa mengenal lelah dan letih.." ucap alif dengan sedih mengingat kenang-kenangannya bersama bibi yang mengasuhnya bagaikan anak sendiri}
alif pun berjalan mendekati bibi dan memeluk bibi hingga air matanya berjatuhan.."biii, terimakasih atas semuanya,.."bibi pun mengerti dan segerah melepaskan pelukan alif karena bibi tidak ingin mendalami kasih sayang nya terhadap alif yang mulai dewasa.
"yaudaaah... sanah pergi ...beli di luar saja(gombal bibi) bibi sudah cape.."ucap bibi alif pun tersenyum dan meninggalkan dapur. "iya biii.."ucap alif dengan senang."nanti saya belikan bibi juga deeh.."teriak alif menuju keluar.
ketika alif diluar mendekati mobil, ternyata nun sedang berjalan santai di depan rumah. alif pun mulai bertingkah aneh, antara malu dan gelisa untuk berbicara dengan nun. namun, tiba-tiba saja nun menoleh kebelakang untuk masuk kembali ke dalam rumah.
"eh kak alif..."ucap nun tersipu membuat alif lupa bicara
"emmm, (sambil mengingat) oyah, kamu mau ikut...."tanya alif
"kemana kak..." tanya nun
"saya mau jalan-jalan sambil bali jus di luar sanah....!! apa...kamu mau ikut.."ajak alif.
"emmm (senyum) mau donk...saya juga mau minum jus seger-seger.." seru nun
mereka pun pergi keluar mencari penjual jus. namun tiba-tiba mobil berhenti
"loh kok berhenti.."tanya nun
"(alif pun tersenyum) dah sampai..." kata alif membuat nun tercengang dan melotot.
"ya ampuun kak, kenapa gak bilang kalau cuma di sini...kan bisa jalan kaki.."ujar nun mulai kesel sementara alif hanya tersenyum.
"luuupa kalau di sini juga ada..."ucap alif dengan malu.
"ya ampuuun kak alif,,,, yaudah turun aja..."lagi-lagi nun kesel...setelah mengambil minuman jusnya nun pun kembali kerumah dengan berjalan kaki.
"ayoo naiklah.."kata alif merayu nun.
"ya ampun kak...ini cuma berapa langkah dari rumah loh....enak jalan kaki.."ucap nun dengan senyum "yaudah kak alif duluan aja sanah..." lanjut nun
"nggak saya gak mau duluan kalau nun gak mau naik ke mobil.."kata alif
"astagfirullah al-adziim....(gregetan) ini loh (menunjuk rumah) kita sudah sampaiiii "ucap nun membuatnya bingung dengan tingkah alif, alif pun malu dan mulai kehilangan akal.
{"astagfiruulaah...apa yang terjadi padaku.." kata alif dalam hati}
sesampai di dalam rumah, nun duduk di ruang tamu karna kembali merasa kesakitan.
"nuuun.."ucap alif melihat wajah nun menjerit "sakit lagi.."tanya alif
"sedikit...(mulai tenang) alhamdulillah... udah mendingan.." jawab nun
"yaudah minum jus nya dulu..."ucap alif "saya mau antarkan jus bibi dulu...nter saya kembali"jawab alif.
setelah alif kembali keruang tamu, iya melihat nun tertidur di sofa,dengan posisi menghadap ke belakang kursi.
"astagfirullah...ini tidurnya gimanasih, kalau jatuh kebawah gimana....nun...nun(bingung) belum jadi istri dah bikin pusing, apalagi dah jadi istri..."kata alif sambil dengan ketawa karna bahagia.
"ehemmm" ucap nun yang sedang berbaring.
"lho, kamu gak tidur...."kata alif dengan kaget "maaf...tadi cuma iseng doank.."ujar alif membuat nun kembali terbangun.
"(menarik napas dan mengeluarkan pelan-pelan) saya cuma berbaring doang kak...supaya agak nyaman perasaan.."
"tapi...kenapa harus menghadap kebelakang sana...kalau kamu tertidur trus jatuh gimana..."ucap alif
"yang sakit di sini(sambil menunjukkan, alif pun mengelus-elus perut nun)..."
"jangan banyak gerak ya sayang ini papa..."kata alif memebuat nun kegelian.
"iiiiiiiih apaan sih, (mendorong tangan alif) belum kak.."nun pun kembali naik ke atas "masih satu hari lagi(teriak)...saaaaabaaar" ucap nun sambil naik tangga, alif pun bergegas naik tangga mengikuti nun karna khawatir nun akan jatuh dari tangga. nun pun geleng kepala.
Di depan kamar nun "nter klau mau turun tangga ketuk kamar saya saja ya..."kata alif dengan senyum
"kenapa emnaknya.."tanya nun
"biar...saya temani turun.."ucap alif dengan malu, nun pun menutup pintu kamarnya tanpa pamrih.
Di dalam kamar nun
"hemmm(senyum sambil mengelus bayinya) semoga berjalan lancar ya nak.....jadi di saat kamu lahir nanti bisa lihat wajah papa (bahagia) emmm (bingung) kok belakangan ini kandungan nih makin kencang ya...(heran) kata dokterkan baik-baik saja apa...memang rasanya seperti ini kalau 7 bulan (senyum-senyum) tak sabar mama liat kamu nak.." ucap nun
malam pun tiba, alif tidak pernah menutup pintu kamarnya demin mengawasi nun.
"den alif...." suara bibi dari pintu kamar
"uh, bibi...bikin kaget aja..."ujar alif "masuk bii" lanjut alif
"en kenapa pintunya di buka...ini sebentar lagi malam loh...nter kenyamukan...maaauuu" ujar bibi.
"uh, enggak lah biii.....saya lagi ngawasin nun nih biii, takut dia melahirkan jadi saya jaga-jaga aja dari sini..."kata alif, bibi pun tertawa.
"alif...alif kamu mau nungguin sampai dua bulan di sini..."kata bibi mengolok alif
"uh, nggaklah bii (senyum) cuman saya kalau perhatikan nun sering kesakitan gitu biii.."kata alif
"oh,,, jangan khawatir sebab orang hamil memang seperti itu, apalagi anak pertama....aduuuuh sakitnya minta ampun" kata bibi menakuti alif, bibi pun kembali tertawa.
"yaudah tutup pintunya ini sudah larut malam, nter kena demam berdarah gak jadi nikah lagi ,,,,mau" ujar bibi lagi-lagi menakuti alif
"uh,,, bibi nggak lahhh....yaudah saya tutup kamarnya..."ujar alif
"den alif tenang aja karna ibu sudah nyuru bibi tidur di kamar nun, sampai nun melahirkan..." ucap bibi membuat alif tersenyum.
"emmm terimakasih ya biii, kalau begitu saya mau tidur dulu..." ucap alif dan menutup pintu kamarnya
Ke esokan harinya, alif pun masih berada di kamarnya.
"astagfirullah...kenapa saya jadi deg-deggan gini ya...(mondar mandir di dalam kamarnya) fokus fokus fokus (berusaha menenangkan diri) astagfirulla al-adzzim astagfirullah al-adziim astagfirullah al-adziim..."alif pun mulai tenang dan keluar kamar.
ketika alif buka pintu ternyata nun juga baru keluar dari kamarnya, nun pun sontak kaget dan kembali masuk ke kamarnya dan menutup kamarnya kembali.
{"hemmm ternyata lebih malu dari pada saya..." kata alif dalam hati}alif pun mengeruk pintu nun.
"assalamualaikum(teriak) nun...yuk kita keluar beli...(belum selesai alif bicara nun membuka pintunya kembali) iiii jus" kata alif sontak kaget.
"ayok..."ujar nun jalan duluan dengan semangat alif pun heran dan geleng kepala
"hey hey pelan-pelan turun tangga...astagfirullahh "ujar alif dengan kepanikan karna tingkah nun
Tiba di ruang tamu, ternyata mama dan bibi sedang duduk di ruang tamu.
"ma...bii.."ujar nun "ada apa nih ma....?" tanya nun
Bersambung
Next :https://blogsrindy.blogspot.com/2022/02/novel-cinta-dan-ibadahbagian-09.html
Posting Komentar untuk "NOVEL : Cinta dan Ibadah{ bagian08}"