NOVEL : Cinta dan Ibada {bagian 05}
Cinta dan Ibadah
{"tapiiii, bagaimana caranya dia bekerja, sedangkan ngliat saya aja gak mau..?" dalam hati alif}
"ya udah selesaikan sarapannya, stelah itu siap-siap berangkat.."ujar mama nya
menuju mobil
"nun, kamu jangan terlalu kecapean, tetap jaga kondisi kamu ya nak...." ucap mama alif
"iya ma, nun pamit dulu....assalamualaikum" ujar nun dengan pamit
"assalamualaikum ma " ujar alif
"wa alaikum salam, hati-hati ya sayang .." kata papa dan mamanya alif.
"pa, kayaknya ada bagusnya juga kalau nun kerja di sana..."kata mama alif pun dengan senyum bahagia.
Di perjalanan menuju kantor
"emmmm, kamu yakin, bisa nglakuin ini semua, bekerja dengan teliti, di tambah lagi harus menerima telpon dengan sopan agar tidak ada kesalahpahaman dari pihak ke tiga....apa kamu paham."tanya alif
"emmm kalau saya boleh tahu...saya di bagian mana...kak" tanya nun
"emmm... kamu akan saya tempatkan di bagian sekertaris saya..." kata alif
"maksudnya....saya gantikan sekertaris kak alif yang kemarin...?" tanya nun
"tidak, itu hanya sekertaris kantor, jadi saya mau kamu jadi sekertaris pribadi kantor saya...jadi nanti meja kamu di dalam ruangan saya, di situ kamu akan bantun saya untuk menyelesaikan pekerjaan saya....paham"tegas alif
"paham, tapi kenapa harus saya....saya kan baru kak.."ucap nun dengan tersipu malu
"karna saya tidak boleh memberi kepercayaan kepada orang luar, sekalipun orang tersebut sudah puluhan tahun bekerja di kantor papa....saya hanya mempercayakan kamu, karna kamu adalah orang yang dekat dengan papa dan mama...."kata alif "kalau saya memberikan kepercayaan ini kepada orang lain, bisa bahaya nanti, karna ini pribadi.."lanjut alif.
"hemmm, apakah kamu pernah bekerja di kantor lain.."tanya alif
"tidak..."kata nun
"kalau boleh tau, alm. suami kamu kmren kerja apa....?" tanya alif
"beliau adalah seorang dokter " kata nun mulai sedih karna mengingat suaminya lagi
{"ya allah, kenapa beliau begitu cepat pergi sementara saya mengandung anaknya,,," dalam hati nun}air mata nun pun mulai berjatuhan, alif pun segera memberinya tisyu kepada nun.
"maaf kalau saya bertanya..dan membuat kamu sedih..."kata alif
"tidak kak...saya hanya merindukan beliau, "nun pun tak kuasa menahan air matanya, alif pun menghentikan mobilnya di pinggir jalan.
"yaudah, kalau kamu mau nangis, nangis aja dulu...tapi jangan sampai bengkak matanya...nter... gimana kalau masuk kantor, masa hari pertama masuk kantor mata udah bengkak..."chanda alif
nun pun kembali tersenyum " okey, saya sudah baik-baik saja, ayok ke kantor..."ucap nun
"sipp, gitu donk..."ujar alif membuat nun semangat
Tiba di kantor
sekertaris langsung berdiri dan menyapa bos alif beserta nun.
"selamat pagi pak..."ujar sekertaris menyapa bos nya
"selamat pagi juga nin..."jawab bos alif "oya kenalin, ini adalah anak dari sahabat papa saya, dan akan bekerja di sini sebagai patner job saya dalam kantor, jadi seperti biasa kalau ada laporan nanti serahkan kepada saya saja atau lewat nun juga bisa, karna nanti nun akan membantu saya dalam menyimpan data-data tentang perusahaan ini..."ucap boss alif dengan tegas.
"apakah saya akan memperkenalkan diri kepada mereka...?" tanya nun
"tidak perlu, lagian kamu juga tidak akan melihat wajah mereka(menyinggung)...di sini banyak laki-laki,.."kata alif membuat sekertarisnya tertawa kecil.
"gimana kabarnya mbak,,,,,?" tanya sekertaris bos alif
"alhamdulillah saya baik-baik saja, mbak....." jawab nun
"nin, saya mohon jangan panggil(sapaan) mbak kepada nun...panggil ibu saja, karna dia adalah atasan kamu.."ujar alif kembali menegaskan sekertarisnya sebagai isyarat penghormatan.
"iya pak, saya minta maaf...." ucap sekertaris dengan malu
"yuk, kita masuk (mengajak nun masuk ruang kantor)"
"silahkan duduk, di sopa dulu.. sebentar lagi meja kamu akan datang.."kata bos alif
"iya kak..."ucap nun dengan tersenyum, alif pun mulai mendekati nun "tolong jangan panggil saya ka kak, kalau di kantor panggil saya pak.."tegas alif di depan nun
"iya pak..."ucap nun
"and...kalau di luar rumah tolong panggil saya MAS(nun pun terkejut, ingin sekali menatap wajah alif agar bisa merasakan kehadiran suaminya, yang tiap harinya dahulu selalu menyambut dengan sapaan MAS, namun bagi nun mendekati alif saja sudah cukup meskipun tidak menatap wajah alif)".
"pak, mohon jaga jarak sedikit..."ucap nun
"kenapa...(alif pun mulai mengerjain nun, ingin menampakkan wajahnya di hadapan nur) emmm kamu takut dengan wajah saya, atau karna saya tampan(tersenyum)..."kata alif membuat nun tersenyum "taraaaa (menampakkan wajahnya di hadapan nun, namun nun malah menampar wajah alif) aaaawwwwww aw aw aw saaaakit tahu...."ujar alif kesakitan
"kan saya sudah bilang jaga jarak dikit, bapak malah mendekati saya..." ucap nun dengan kesal, sementara alif kesakitan.
"loh, (heran)kenapa kamu yang marah....kan kamu yang nampar saya(emosi),.... seharusnya saya yang marah(nada kecil)" alif pun menjauhi nun.
"maaf pak, tadi saya gak sengaja, sebab saya kaget.." kata nun dengan jujur
"kemarin, saya di dorong pakai pintu, sekarang di tampar... besok besok apa???" kata bos alif sedikit kesal
Telpon kantor berbunyi
"Halo,...." jawab bos alif dari telpon " oh, iya suruh saja bawa masuk nin.." bos alif pun menutup telponnya
"permisi pak..."ujar sekretaris kantornya sementara bos alif masih mengelus-elus pipinya.
"oh iya, silahkan masuk...." ujar bos alif
"emmmm, mejanya di letakkan di mana ya pak..."tanya pengantar meja
"di dekat pintu aja mas "ujar nun membuat bos alif kaget karna baru kali ini alif melihat nun berbicara dan menatap laki-laki lain selain papa nya.
"apa...(mata melotot) kamu menatap dia(pengantar meja pun heran) kamu menatap mereka saya tidak..."ucap alif mulai sakit hati dan mendekati nun.
"permisi pak, waktu saya tidak banyak...karna masih banyak barang yang harus saya antar.."kata mas pengantar barang tadi
"okey, ini kantor saya, jadi saya yang ber hak mengatur..."ujar bos alif
"mas, tolong angkat meja ini,(tarik nafas)letakkan meja ini, tepat di depan meja saya..."kata alif dengan kasar tak peduli dengan ketidakterimaan nun, nun pun merasa sangat menyesal.
pengangkut meja pun hanya mengikuti perintah bos alif kemudian minta tanda tangan untuk bukti penerima barang."permisi pak" ucap pamit si pengantar barang meninggalkan ruangan.
alif pun menatap wajah nun dari jauh sehingga membuat nun tidak nyaman.
{"hemmm, semoga ini berhasil hahha(tertawa dalam hati) agar dia bisa menatap saya..bagaimana tidak duduknya aja dah berhadapan saya...."dalam hati alif}
{"ya allah, sungguh ini ujian berat...."ujar nun dalam hati jua}
"maaf kak, apa mejanya gak bisa di geser ke samping dikit..."ujar nun dengan nada lembut, membuat nun gelisa.
"("pake nada lembut segala...emank saya kasihan apa..???") dalam hati alif "yah boleh..." kata alif
nun pun mendorong mejanya kekanan., namun di saat nun mulai mendorong alif pun menghentikannya
"stop.."jar alif nun pun bengong. "haaaah,,,kan belum apa apa...?" kata nun merasa di kerjain alif
nun pun mendorong kembali mejanya, namun tetap saja alif tidak terima, akhirnya mereka saling mendorong meja tersebut. namun nun kalah, karena kelelahan alif pun merasa kasihan dan memberikannya minuman air putih.
"minum nih, kasihan bayi kamu..." ujar alif nada lembut, nun pun menerimanya tanpa menatap wajah alif.
"mau saya bantu.."jar alif sambil memegang tangan nun, namun tiba-tiba nun menjauh "tolong jangan sentuh saya..."ucap nun dengan suara lemas, nun pun naik duduk diatas kursinya yang berhadapan meja alif, sementara alif pergi menuju kursi nya juga untuk istirahat.
"astagfirulla..."ucap nun memutar kursinya menghadap kebelakang.
"hemmm, saya bener-bener gak ngerti entah kenapa kamu gak mau melihat saya.." kata alif, namun nun tetap terdiam di kursinya
"okey.....(pasrah) kalau itu mau kamu, dari pada kita berduel terus...nter gak fokus dalam pekerjaan. mohon berlaku tetap seperti biasanya saja..."ucap alif bernada lembut sambil membuka laptop
nun pun langsung membalikkan kursinya dengan menunduk. setelah itu alif pun mulai memperkenalkan semua perusahaannya beserta kerjanya.
{"kamu akan melihatku nanti....nuuun nuuun, melihat wajah saya aja susah....sebenarnya ada apa sih??" dalam hati alif yang bertanya-tanya.
Hari makin hari, bulan ke bulan, kandungan nun mulai membesar, sementara alif dan nun masih seperti biasa saja, justru malah tambah jadi, bukan hanya di kantor tapi juga di rumah.
"ma, sudah berapa bulan kandungan nun..." tanya papa alif
"sepertinya sudah 6 bulan pa...." ujar mama alif
"astagfirullaaah gimana ini..., bagaimana kalau alif bener-bener tidak mau menikahi nun, sedangkan harapan papa kemaren alif akan menikahi nun secepatnya(kecewa)....."ujar papa nya dengan penuh khawatir "pokoknya saya harus bertemu dengan alif..."kata papa alif dengan sedikit marah
"papa, istigfar pa....?" kata mama alif menenangkan suaminya
"saya akan menikahi nun..." ucap alif tiba-tiba di depan pintu, papa dan mama nya pun sontak kaget.
"alif (nada lembut) kamu baru pulang kantor nak....kenapa kamu basaaah..."tanya mama nya
"Di luar hujan...ma(menatap mamanya dengan nada lemah)"namun alif tiba-tiba pingsan, papannya pun menghampirinya.
"aliiif...(teriak mama nya) papa....bibiiii..." sontak mama nya, mama alif begitu kaget melihat kedatangan anaknya yang basah kuyup, memberikannya kabar gembira namun tiba-tiba pingsan di tambah lagi tangan alif berdarah seperti luka memukul dinding cermin, alif pun segerah di larikan kerumah sakit.
bersambung
Next : https://blogsrindy.blogspot.com/2022/02/novel-cinta-dan-ibadabagian-06.html
Posting Komentar untuk "NOVEL : Cinta dan Ibada {bagian 05}"