Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

NOVEL : Cinta dan Ibada{bagian 06}

Cinta dan Ibadah

"saya akan menikahi nun..." ucap alif, tiba-tiba di depan pintu, papa dan mama nya pun sontak kaget.

"alif (nada lembut mama nya) kamu baru pulang kantor nak....kenapa kamu basaaah..."tanya mama nya

"Di luar hujan...ma(menatap mamanya dengan nada lemah)"namun alif tiba-tiba pingsan, papannya pun menghampirinya.

"aliiif...(teriak mama nya) papa....bibiiii..." mama alif begitu kaget melihat kedatangan anaknya yang basah kuyup, memberikannya kabar gembira namun alif tiba-tiba pingsan di tambah lagi tangan alif berdarah seperti luka memukul dinding, alif pun segerah di larikan kerumah sakit.

"assalamualaikum..."mama alif menelpon nun

"walaikum salam ma...kata bibi mama dan papa kerumah sakit ngantar alif (berhenti sejenak) nun minta maaf ma...karna tidak bisa ikut..." kata nun dengan khawatir

"iya nak, tidak apa-apa sayang...mama cuma nelpon kamu sebab mama di rumah sakit...ternyata bibi sudah cerita semuanya..ya sudahlah, kamu istirahat saja dulu nak,..."ucap mama alif yang mengkhawatirkan nun sendirian di rumah.

"ma, sbenarnya alif kenapa yah ma (heran)...."tanya nun ke mama alif

"tidak apa-apa sayang(sedih) tapi mama juga bingung...karna baru kali ini alif pulang malam-malam dari kantor, trus mama liat tangannya begitu... ada beberapa luka dan berdarah...seperti habis mukul dinding gitu..."ucap mama alif sambil menangis 

"astagfirullah al adzim...kok bisa ma, nun juga tidak tau...sebab di kantor tadi perasaan baik-baik saja..." kata nun dengan heran

"apa dia cerita, kalau dia akan pulang malam...."tanya mama alif

"gak ada ma, cuman...kak alif bilang kalau dia akan pulang telat gitu..."jawab nun

" yasudah sayang, kamu istirahat saja dulu...jangan di pikirin, kasian  bayi kamu nak...."ucap mama alif kepada nun

"iya ma,... ini saya mau tidur.."ucap unu

"yasudah, tidurlah... hati-hati di sana ya syang....assalamualaikum" ucap mama alif

"iya, mama dan papa juga hati-hati di sana...walaikum salam" jawab nun menutup telponnya


Di rumnah sakit

"pa...apa kantor kita punya masalah..."tanya istrinya

"setahu papa tidak, lagian kalau ada pasti papa menerima telpon dari salah satu prusahaan kita.." ujar suaminya

"iya juga pa...(kembali menatap alif) astagfirullah aladziiim nak alif... ada apa sih sebenarnya..." ucap mama alif dengan sedih, alif begitu anak kesayangan mama nya satu-satu nya, kehilangan alif akan sangat berat baginya.

"hemmm, sudahlah ma(duduk santai di sofa)...namanya anak remaja, memang sudah waktunya juga dia punya tanggung jawab sendiri...." ujar suaminya yang kelihatan biasa-biasa saja.

"papa, kenapa sih... dari tadi mama perhatikan papa(heran)papa santaaai saja, bahkan gak ada rasa khawatir sama sekali sama alif..."ujar istrinya sedikit heran kepada suaminya

"hemmm, ma...tadi alif bilang bahwa dia akan menikahi nun...jadi, pasti ada alasan kenapa dia seperti itu, yah papa bahagia lah..cuman(heran).....udalaah (berdiri menghampiri istrinya) mama tenang aja, mama istirahat saja di sofa, nter kalau alif sudah sadar baru kita tanya baik-baik..."kata suaminya menenangkan hati istrinya.

{"ada betulnya juga papa..."dalam hati} "iya pa..."ucap istrinya tatkala suaminya mengantarkannya ke sofa


D sisi lain " Dikamar nun"



"(memandangi foto alm.suaminya) ya allah, perut saya semakin membesar, pastinya sebentar lagi bayi ini akan lahir...(senyum bahagia) namun saya tidak tahu harus bagaimana jika anak ini lahir, kemudian ...di saat dia besar(mengingat suaminya sehingga air mata nun berjatuhan) bayi kita bertanya ayah mana ma (nangis histeris menutup kedua matanya) astagfirulah aladzim, astagfirulla, astagfirulla al adzim (menyimpan foto suaminya di bawah bantal) entah kenapa saya tidak bisa menjauh dengan kak alif, sedangkan menatap wajahnya pun saya tak sanggup....ujian apakah ini ya allah(menangis) sementara kak alif tidak ingin menikahi saya (nun pun mengingat kembali kata-kata alif yang saat itu alif berkata kalau alif tidak akan menikahi dia..)...jika memang dia tidak ingin menikahi saya, sepertinya saya harus pergi dari sini dari pada saya bikin malu diri saya sendiri...tapi....,papa dan mama pun pasti sangat malu dengan saya....(nun pun mulai berubah pikiran) saya rasa alangkah baiknya saya menjauh dari rumah ini, sebelum kak alif menikah dengan wanita pilihannya(menangis) cukup saya menderita sampai di sini..., semoga allah membimbing kita kejalannya nak,(mengelus anak dalam kandungannya) dan memberikan ketabahan buat mama selama membesarkan kamu kelak... jika kamu anak laki-laki jadilah anak shaleh di hadapan allah, namun jika kamu perempuan maka jadilah anak yang shaleha nak.. aamiin yaa robbal aalamiiN". tanpa menyadari bahwa bibi sedang berada di balik pintu dan kisah nun sangat  membuat bibi tersentuh dan ikut menangis.

"biii..apakah bibi sudah di kamar nun.." chatting mama alif yang awalnya menyuru bibi menemani nun tidur  di kamar nun.

"tidak bu, saya di luar sofa dekat kamar nun bu... sepertinya nun nya sudah tidur bu(mencari alasan)..gk enak saya ganggu" balasan bibi.

"oh, yasudah bii, yang penting bibi gak jauh-jauh...takut saja nanti nun mulai kesakitan(tanda melahirkan)..."ucap mama alif

"iya bu..."kata bibi.


ke esokan harinya

suasana pagi hari di rumah sakit, alif pun mulai terbangun.



"kok saya di rumah sakit...(melihat papa dan mama nya masih tidur, kemudian alif menatap ke arah jam dinding) astagfirullah... ini sudah jam 7,(mulai heran) di sini gak ada nun, apa jangan-jangan nun ke......"kata alif dengan ragu, kemudian menelpon sekertarisnya

"selamat pagi pak.."ujar sekertarisnya

"selamat pagi nin, apa... kamu sudah tiba di kantor.." tanya alif dengan tergesah-gesah

"iya pak, ini saya baru sampai...ada apa ya pak..."tanya sekertaris alif dengan lembut

"emmm, saya minta tolong kalau ada orang atau siapa pun itu termasuk ibu nun datang, tolong kamu bilang..."untuk sementara saya melarang siapapun yang masuk dalam ruangan saya.."kata alif dengan tegas

"emm, kalau boleh tahu alasannya apa ya pak..?" tanya nina

"bilang saja ada yang harus di perbaikin di dalam ruangan saya..!" ujar bos alif dengan alasan

"kalau begitu, nanti saya akan sampaikan..."ucap sekertaris 

"terimaksi nin... "kata bos alif menutup telp, papa dan mamanya pun terbangun.


mama dan papa alif terbangun

"alhamdulillah, sudah sehat nak...!!! tanya mama alif dengan senyum sementara papa nya hanya menatap alif dengan aneh.

"pa....(menoleh kewajah suaminya) pa...kok diam." ujar istrinya dengan curiga

"iyaaa, papa dengar...(ucap dengan santai dan menatap wajah alif yang kelihatan gelisa)

"aduuuh kalian ini ada apa sih...."ujar mamanya mulai ikut bingung "yaudah...nter mama panggil suster dulu kalau di bolehkan pulang kita pulang aja nter bahas di rumah aja..."ucap mama nya mulai emosi


Tiba di rumah 

alif beserta mama dan papa nya sedang berada di ruang keluarga.

suasana mulai sunyi, tapi mama alif terlihat tersenyum manis, dan berharap anaknya berkata ulang seperti yang diucapkannya semalam, sedangkan wajah suaminya masih selalu menatap wajah  alif dengan segan.

"emmm.... boleh papa tanya(wajah heran) kenapa semalam kamu pulang tiba-tiba berkata bahwa kamu akan menikahi nun....!" tanya papa alif dengan sedikit heran, alif pun memandang mama nya dan mamanya pun menganggukkan kepala

"emmm(senyum) karna saya bener-bener ingin menikahi nun pa...! ucap alif dengan senyuman malu tanpa pura-pura

"lalu...(tambah heran karna melihat alif malah tersenyum seolah-olah alif sedang bahagia) kenapa tangan kamu bisa luka dan berdarah.."tanya papa nya

"sebenarnya, kemarin soreh saya menyesal karna.....saya baru sadar dengan kelakuan saya dengan nun..."jawab alif dengan ragu

"kelakuan apa......"tanya nun dari belakangnya, nun pun membuat alif kaget sehingga membuat alif serba salah dengan tingkahnya sendiri.

"emmm.....(mendekati nun) nun...(merayu) sekarang saya putuskan, saya...akan menikahimu(nun pun sontak kaget, merasa senang namun bagaimana pun nun harus jaga jarak dan tidak akan menatap wajah alif, kecuali alif sudah menikahinya) nun...(ingin menyentuh tangan nun, namun nun menghindarinya) nun... skarang kamu bisa menatap saya, saya berjanji akan menikahimu secepat ini.....kalau bisa besok kita menikah..." papa dan mama alif pun sontak kaget sementara bibi di belakang mengantarkan minuman tiba-tiba terkejut mendengarkan alif.

 "AAAPAAA..?" serentak mama dan papa nya beserta bibi, sedangkan mata nun menjadi membulat di hadapan ke dua orang tua alif.

"hemmm... alif sebelum kamu lebih mendalam kan keseriusan kamu....tolong ceritakan kepada papa, apa alasan kamu ingin menikahi nun, bukannya kamu tidak ingin menikah....bukannya kamu pernah bilang bahwa sekalipun kamu ingin menikah kamu akan menikah dengan  perempuan lain..." tanya papa alif meyakinkan alif karna papa alif tidak ingin  anaknya menikah dengan alasan terpaksa

"iya pa, saya bener-bener menyesal karna mengatakan ucapan yang sangat tidak sopan terhadap papa dan nun( menatap nun...) nun...tataplah saya(penuh harap) nun... saya sudah melihat wajah asli suami kamu...(lagi-lagi nun begitu kaget setelah mendengar alif berkata sedemikian, seolah-olah tubuhnya tiada berdaya, nun pun terasa saangat malu) nun dengarkan saya dulu.....(menguatkan nun agar nun bisa mendengarkan apa yang alif ingin sampaikan)

"nun...2 minggu yang lalu, sebelum saya pergi keluar kota, saya selalu bertanya-tanya...entah kenapa kamu tidak pernah mau melihat wajah saya....setiap saya berusaha melihat wajah kamu, kamu selalu menampar wajah saya, bukan sekali  dua kali, malahan berkali-kali (mama dan bibi pun tertawa) akhirnya saya pun tak sanggup... saya ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi....sebab itulah saya berusaha masuk ke kamar kamu tuk melihat foto itu lagi, foto perkawinan kamu yang duduk bersama suami kamu, dan di saat saya berhasil melihatnya saya juga kaget wajahnya yang sangat begitu mirip dengan saya, ....dan apakah itu alasan kamu tidak ingin melihat wajah saya??? (bertanya kepada nun, kemudian melanjutkan pembicaraanyya)Namun saya tidak sempat mengambil waktu untuk mengatakannnya karna saya harus pergi ke keluar kota  untuk menyelesaikan tugas saya...dan.... setelah tugas saya selesai(2 hari sebelumnya) saya pun ingin mencoba mendekatin kamu dan ingin sekali bertanya....namun saya begitu ragu..(mendekati papanya) sebab inilah tangan saya berdarah pa.." kata alif dengan meyakinkan papanya, sementara mama nya begitu sangat bahagia walaupun mata nya mulai berkaca-kaca.

mama alif pun mendekati nun "terimalah nak, tatap lah wajah alif...setidaknya untuk hari iniii saja(mohon mama alif, nun pun mulai tersenyum). kemudian alif pun mendekati nun dan menatap ke wajah nun, namun lagi-lagi nun menamparnya..."aaawwwwww" alif pun kembali kesakitan, karena malu nun menuju ke tangga dan mnuju ke kamarnya dengan senyuman yang bertanda kebahagiaan.

tiba di dalam kamar "hemmm kalau sudah seperti ini bagaimana mama bisa pindah nak..(mengelus perutnya dengan rasa bahagia sampai akhirnya nun loncat-loncat di atas tempat tidurnya tanpa di sadarinya bahwa dia sedang hamil besar) aduh.....(kesakitan) astagfirullah al adziiim...:"ucap nun


di ruang keluarga

"emmm, bu..."memanggil mama alif, bibi pun mulai gelisa

"iya biii, ada apa..?"tanya mama alif

"emmm, sebebarnya semalam nun berencana mau pindah..."ucap bibi membuat alif papa dan mama alif kaget "AAAPAAA" serentak nya

alif pun naik ke atas menuju ke kamar nun, sedangkan papa nya menemani mama nya yang begitu lemas setelah mendengarkan bibi.

"pa....(menangis)" mama alif pun bersedih "tidak ma...istigfar..."ujar suaminya sementara bibi bergegas ke dapur mengambilkan mama alif air minum. Beberapa menit kemudian, alif dan nun turun tangga melihat anaknya menggenggam tangan nun mama alif pun mulai bahagia, namun mata nya pun mengalih keseblah tangan nun menggandeng tas mama alif pun kembali sedih, bibi pun ikut sedih, sementara papa alif hanya terdiam dan agak heran.

"nak nun (sapa papa alif) apa kamu baik-baik saja....(melihat wajah nun seperti kesakitan).."

"pa, tolong buka mobil nya saya akan membawa nun kerumah sakit..."ujar alif membuat bibi dan mamanya kaget. "Apaaa?.."ucap mama alif dengan kaget...nun,apa kamu mau melahirkan...."tanya mama alif.

"entah ma....tapi ini sakit sekali...nun gak tahan ma..." kata nun segera di bawah rumah sakit.

"astagfirullah, ayok cepet masuk di mobil sayang..."kata mamanya dengan lembut" tapi mama tidak bisa menemani kamu ya sayang...."ucap mama alif "iya nun, mama itu takut darah..."ujar papa alif

"oh, gitu ma... nun pamit dulu...assalamualaikum.."ucap nun"assalamualaikum.."ucap alif

"walaikum salam...." ucap bibi, mama dan papa alif.

"emm bu, apa menurut ibu nun sudah menatap ali..?" tanya bibi

"kenapa biii..." tanya balik mama alif

"tadi saya lihat nun di gandeng sama alif...biasanya kan neng nun gak mau disentuh sama den alif..."tanya bibi membuat mama alif juga ikut penasaran



malam pun tiba...

"kenapa mereka lama sekali...telpon mereka gak di angkat lagi.."kata mama alif dengan ragu "apa jangan-jangan nun sudah melahirkan.." lanjutnya

"tenang ma...kandungan nun kan baru masuk 7 bulan mana mungkin sudah melahirkan ...masih jauh ma..."ucap suaminya

"mana tau pa... namanya anak pertama terkadang lahir dengan prematur pa, kata temen-temen mama seperti itu...." ujar istrinya, suaminya pun geleng kepala.

"bu pa, makan malamnya sudah siap..." kata bibi selesai menyiapkan makan malam

"assalamualaikum ma...."ucap salam alif dan nun tiba di rumah

"walaikum salam..."balas papa mama dan bibi 

"baru aja mau masuk makan...?udah makan belum..."tanya mama alif kepada nun dan alif

"belum ma...." ujar alif dengan lelah. 

" yaudah kita makan malam dulu, nter aja lanjut ceritanya okey..." kata papa karna melihat mereka baik-baik saja

"iya pa,..."jawab alif, nun pun menganggukkan kepalanya sebagai isyarat iya.

Bersambung

Next :https://blogsrindy.blogspot.com/2022/02/novel-cinta-dan-ibadahbagian-07.html







Posting Komentar untuk "NOVEL : Cinta dan Ibada{bagian 06}"