NOVEL : Cinta dan Ibadah{bagian 07}
Cinta dan Ibadah
"assalamualaikum ma...."ucap salam alif dan nun tiba di rumah
"walaikum salam..."balas papa mama dan bibi "baru aja mau masuk makan...?udah makan belum..."tanya mama alif kepada nun dan alif
"belum ma...." ujar alif dengan lelah. " yaudah kita makan malam dulu baru lanjut ceritanya okey..." kata papa alif
"iya pa,..."jawab alif nun pun menganggukan kepalanya sebagai isyarat iya.
Di ruang makan, nun dan alif mulai saling bertatapan, keduanya membuat keluarganya heran.
di setiap alif menatap nun, nun pun mulai menatap alif dengan senyum-senyum malu , rasa syukur nun berhasil mendapatkan wajah alif dan bisa melihat wajah alm suaminya lagi, alif begitu membuat nya bahagia.
"emmm, nun sekarang kamu bisa panggil saya Mas alif.."ujar alif dengan senyuman, nun pun selesai makan.
"saya mau keluar dulu ma pa...." pamit dengan mama dan papa alif tanpa menatap alif
"jangan kaluar...(kata alif menghentikan langkah nun) tidak baik untuk orang hamil keluar rumah,,"ujar alif
"astagfirullah....iya(malu)saya lupa kalau begitu saya kembali kekamar saja..." ujar nun dengan pamit
selesai makan papa dan mama mengajak alif berbicara secara terbuka di ruang tamu.
"emmm bagaimana kondisi kehamilan nun.."tanya mamanya
"alhamdulillah ma, baik.....kata dokter tadi nun cuma mengalami kontraksi biasa, karna terlalu kecapean...jadi nun harus banyak-banyak istirahat...." ujar alif
"ma....sepertinya, nun harus berhenti kerja dulu....karna perkiraan dokter tadi mengenai kontraksi kehamilan nun paling lambat 2 minggu nun akan melahirkan..."mama dan papa alif pun kaget.
"Aapaaa?.. apa nun tidak tahu..."tanya papa nya
"tidak pa, sebab saat dokter memberitahu saya, nun sedang di WC.....jadi, sampai sekarang saya belum beri tahu nun tentang hal ini, saya takut nun akan kaget ma pa.."kata alif terhadap ke dua orang tua nya, mama papa nya pun geleng kepala.
"emmm, tenang aja mama akan jaga nun baik-baik....nanti mama akan bicara dengan nun tentang pekerjaannya.."ucap mama nya "oya...(melirik alif) bagaimana...ceritanya kok nun sudah mau menatapi wajah kamu..."tanya mamanya dengan senyuman manis terhadap alif
"oh, siang tadi waktu alif menuju ke kamarnya, alif ngtuk pintu tapi nun gak mau buka...
{(alif mulai cerita) Nun, buka pintunya..."tanya alif, sedangkan nun di dalam sedang kesakitan.
"nun tolong dengarin saya...kamu jangan pergi dari sini...karna saya akan segera manikahi kamu..."teriak alif dari luar kamar
"maaaaas...(suara lemes nun) saaaakiiiiiiit..."teriak nun, namun alif pun tidak mendengarnya karna posisi alif di luar.
{"apa dia malu"dalam hati alif}
"nun, kalau kamu tidak mau mendengarkan saya, saya akan masuk tanpa izin kamu..."kata alif mulai membuka pintu.saat alif membuka pintu alif pun sontak kaget karna melihat nun yang tidak berdaya...
"astagfirullah..."kaget alif
"sin(meperbaikin posisi nun) baikin duduknya dulu....kalau sudah agak nyaman kita kerumah sakit...okey" kata alif dengan lembut.}
"saat itulah, pertamakali nun melihat saya ma...pa..(tawa sipu)..."cerita alif
"alhamdulillah..."ucap mamanya dengan senang
"terus kenapa kamu tertawa terus...." tanya papa nya agak heran melihat alif senyum-senyum
"emmmmmmm....karna saat itu... juga ...saya baru melihat wajah nun pa...(senyum) dia sangat cantik seperti bidadari..."ucap alif yang sedang berbunga-bunga
"emmm dia gak nampar kamu..."tanya papa nya, alif pun berusaha mengingat.
"emmm lupa pa...kyaknya gak deh..."jawab alif dengan senyum
"pa...apa boleh kalau saya menikahi nun secepatnya sebelum nun melahirkan...?"tanya alif namun ke dua orang tuanya kedatangan tamu.
"assalamualikum..."ucapan salam tamu yang tiba-tiba bertamu di rumah alif
"walaikum salaam.."jawab salam dari dalam rumah, alif mama dan papa nya nampak kaget dengan kedatangan tamu yang di kenal sebagai rekan kerja sekaligus teman akrab kantor papa alif.
"mari silahkan duduk..."ujar mama alif agak kaget dengan kehadiran tamu yang membawa seorang gadis remaja. alif pun menyaksikan tujuan kedatangan tamu tersebut.
"waduh pak firman,(nama dari salah satu teman akrab papa alief) kenapa gak telpon saya, biar saya tau kan kalau bapak mau ke sini..."kata papa alif dengan tawa
"maaf pak, saya sudah telpon berkali-kali tapi bapak gak angkat telepon saya....kalau telpon rumah bapak saya gak tau..."jawab pak firman dengan senyum
"astagfirullah...iya pak maaf, seharian ini saya sangat sibuk...jadi jarang megang hp....dan no tlpon rumah hanya pribadi, makanya saya gak pernah memberi no tlpon rumah dengan orang lain..."jawab papa alif.
"oya ini siapa pak..."tanya papa alif menunjuk ke arah anak perempuan tadi.
"ini anak saya pak....emmm(tersipu) saya denger anak bapak belum nikah (alif pun kaget dan menyandar di pangkuan kursi sofanya) dan kebetulan anak saya ini baru lulus kulia bulan kemarin, jadi saya langsung bawa ke sini untuk berkenalan dengan alif...."kata pak firman membuat papa alif tertawa chanda
"emmm pa kalau begitu saya ke dapur dulu ya, mau nyuru bibi bikin minuman..."ucap mama alif meninggalkan tempat
"emmm pa, saya harus ke atas melihat ke adaan nun...(pak firman pun kaget mendengar alif menyebut nama nun)...."
"loh bu nun tinggal di sini...."tanya pak firman
"mohon maaf pak dengan ketidak nyamananya, permisi..."ucap alif meninggalkan tempat.
{"waduuuuh, mama dengan alif gimana sih...ninggalin papa sendirian...kalau begini papa mau ngomong apa ini ..."ucap papa alif dalam hati}
"emmm....ada hubungan keluarga ya pak sama nun..(senyum) maaf pak saya bertanya..."kata pak firman dengan sopan
"emmm gak pak, cuma duluuuu waktu saya mulai dinas di kampungnya nun ini, saya dengan papanya sudah seperti saudara...cuman... waktu itu saya ada masalah besar dan janji yang harus saya tepati untuk papa nun...."ujar papa alif kemudian papa alif pun mulai menceritakannya kepada pak firman. pak firman adalah salah satu teman akrab papa alif, mulai papa alif membangunkan perusahaan kecil sehingga dapat membangun perusahaan yang lain. karena kerjasamaanya pak firman selalu memberi solusi kepada papa alif yang hingga membuat papa alif naik daun.Namun sayang papa alif hanya memiliki anak satu, yang harus ia korbankan demi janjinya kepada alm.kedua orang tua nun.
"oh...begitu(sedih) maaf saya pak(merasa tidak nyaman), saya bener-bener minta maaf karena saya tidak tau. Dengan rencana ini saya akan batalkan pak..."kata pak firman dengan setulus hati.
"ayok di minum sirupnya..."ucap mama alif membawakan sirup ke arah anak pak firman
"iya tante...terimakasih tante.." ucap anak pak firman
"oya, om tante....sebenarnya, saya tidak mau di jodohkan...tapi ayah ini yang mengajak saya ke sini."ucap anak pak firman membuat ayahnya malu.
"yah, sebenarnya saya sudah punya pacar diluar negri...tapi ayah gak mau dengerin saya.."ayahnya pun kaget setelah mendengarkan anaknya berkata sedemikian.
"oyah(senang) terus kenapa kamu gak ngomong ke ayah kalau kamu sudah punya pacar..." tanya ayahnya.
"setiap saya punya pacarkan ayah suka marah....makanya saya diem-diem(tawa kecil).."
"astagfirullah naaak gak boleh ngomong kayak gitu sama ayahnya..."kata mama alif
"emmmm, sebenarnya betul juga kata anak saya bu, saya melarang anak saya pacaran sebab masih di usia anak-anak pak bu..."kata pak firman "tapi kalau sekarang punya yah gpp...biar kamu cepat nikah" lanjutnya.
"iya yah...tapi ayah tenang aja...karna saya bukan gadis murahan...pacar ini saya cuma anggap sebagai teman supaya selalu ada yang ngawasin saya di sanah pa....ternyata dia anaknya sangat alim (ceria)."kata anak pak firman membuatnya senang.
"masya allah....nah tuh pak...nih, contoh anak yang mandiri tapi sholeha pak firman..."kata papa alif kepada pak firman.
"alhamdulillah pak.."memeluk putrinya.
"emmm.. jadi kapam rencana pernikahan nun dan alif.."tanya pak firman, papa alif pubn tertawa sedangkan istrinya tersenyum manis.
"alhamdulillah rencananya minggu ini pak.."kata papa alif membuat istrinya kaget dan tak bisa berkata apa-apa.
"oh, begitu..alhamdulillah.....akhirnya alif mau menikah juga,,,semoga di lancarkan ya pak....saya tetap mendukung sebab kalau saya yang berada di posisi papa alif, pasti sudah merasakan beratnya menanggung semua janji itu..."ucap pak firman mendukung papa alif
"wah pak ini sudah jam 10 lewat, saya pamit mau pulang dulu...karena udah kemaleman...enter mama nya nyariin saya pak.."ujar pak firman berpamitan.
"oh iyyya, gak terasa banget udah hampir tengah malam.."ujar papa alif "hati-hati yah pak firman.."lanjut nya, namun tiba-tiba hp pak firman berbunyi.
"cuma WA pak..."ucap pak firman "hahaha(tertawa kencang membaca WA masuk)
"begini pak, beberapa hari yang lalu saya,pak hasan dan pak usup berencana ingin menjodohkan anak-anak kami kepada anak bapak, jadi kami waktu itu main humpimpa siapa yang menang dia yang duluan kerumah ini....karna kebetulan duluan saya yang kena(tertawa) saya pun mengajak anak saya ke sini..."mereka pun tertawa "tapi tenang aja pak, saya bisa memberitahu kepada mereka semua dengan kebenaran ini, mereka pasti kecewa..."lanjut pak firman.
"ada-adaaaa saja...."ucap papa alif
"mungkin tidak juga pak,,,buktinya tadi bapak seneng anak bapak punya pacar sholeh (menatap ke wajah anak pak firman) iyakan nak.."ucap mama alif tanya ke anak pak firman
"iya nih ayah... jangan lupa kasi tau ke temen-temen bapak mana tau putri mereka sudah punya gandengan juga.."ucap anaknya.membuat orang tua alif tertawa
"sayang sekali pak, saya punya anak satu, seandainya dua sudah saya jodohkan anak saya sama putri bapak ini..."kata papa alif dengan chanda
"ah om...bisa aja.."ucap anak pak firman dengan malu
"kalau begitu saya pamit pulang dulu pak, bu...assalamualaikum"jar pak firman
"assalamualikum"sapa anaknya
"walaikum salam "jawab papa dan mama alif
ke esokan hari nya.
Seperti biasa di setiap pagi hari mereka selalu sarapan bersama-sama, namun nun lebih memilih sarapan di luar rumah.
"ma...saya sarapan di luar aja ya ma, sekalian berangkat ke kantor.."kata nun sambil menenteng tas nya
"emmm, nun...mama minta maaf ya sayang, sepertinya nun harus istirahat dulu di rumah, sebab nun gak boleh ke capean..." ucap mama alif dengan lembut.
"tapi ma,,,,usia kandungan nun baru masuk 7 bulan ma...kemaren kata dokter juga saya baik-baik saja..."ucap nun
"nun, coba deh perhatikan perut kamu nak....bayi yang ada di dalam kandungan kamu itu akan selalu aktif, di tambah lagi jika kamu masih kerja nak....cobaalah pertimbangkan sedikit....mama cuma takut kamu kenapa-napa..." ucap mama alif dengan kekhawatiran.
"emmm, iya deh ma, kalau begitu nun mau ke warung-warung dekat aja deh...buat cari sarapan..."ujar nun.
"iya sayang, mama ngerti....aliiif(memanggil anaknya)..."
"iya ma.." ucap alif menuju ke mamanya selesai makan.
" emmm kamu temanin belikan nun sarapan dulu di luar sana ya sayang.."ucap mama alif
"tapi..."nun dan alif pun serentak
"ma... sayakan bisa sendiri..."ucap nun "saya juga mau berangkat ke kantor ma..."ucap alif
"kalau begitu kalian tidak usah menikah saja..." kata mama alif dengan tegas kemudian membalikkan tubuh, papa dan bibi pun terkejut mendengar mama alif berkata seperti itu.
"TIDAK.."ucap sedih nun dan dlif dengan serentak, Namun mama nya pun sudah merajuk dan masuk ke kamarnya.
" ya sudahlah sayang pergilah sanah... dengerin aja mama....atau kalian menikah tanpa restu mama nanti bagaimana.."ujar papa alif segera menyusul ke istrinya. alif dan nun tidak menyadari bahwa mama dan papa alif hanya sandiwara belaka.
Di mobil
"emmm sepertinya kita harus mesra deh di depan mama..." kata alif
"apa,,, kitakan belum nikah..saya gak setuju.."tegas nun
"bukan maksud saya gitu...lagian jangan pikiran yang enggak-nggak kamu hamil lho,,,itu gak bagus" kata alif menasehati nun
"emmm, jadi maksud kak akif, kita mesra di depan mama aja gitu ya...kyak nya gak perlu deh, lagian kita nikah nya juga masih lama..."ucap nun namun alif selalu memikirkan kandungan nun, dan merasa lebih bertanggung jawab.
"ush ush ush mama memang bawel ya nak..."ucap alif mengelus perut nun sambil mengolok.
"iiih apaan sih, kita belum nikah jangan pegang-pegang deh...belum mukhrim kaaaaak" teriak nun merasa kegelian
{"apa pun yang terjadi saya akan menikahimu secepatnya sebelum anak ini lahir " dalam hati alif}
{"ya allah, semoga kak alif segerah menikahi saya sebelum anak ini lahir aamiin ya robbal aalamiin" dalam hati nun}
"oh iya, itu warungnya...(menunjuk ke warung) saya mau makan buryammm" ucap nun dengan ngiler
"ya ampuuun, kenapa gak bilang dari tadi di rumah.... kan bisa beli pake kurirr..."ucap alif dengan senyum paksa sedikit marah.
"emm emank, kak alif setiap mesan buryamnya di sini..." tanya nun
" iya sayaaaang" ucap gregetan "mana saya taau, saya kira di restoran (senyum) soalnya enak bangettt" ucap nun
"yau dah pesan 3 aja sanah.."kata alif dengan kesal
"loh kok 3 (bengong) kan cuma saya.."ucap nun
"hemmm (lepas dasi) hari ini saya gak pergi ke kantor jadi yang satu nya buat saya satu nya lagi buat bibi.."ucap alif kemudian mengambil handpon,
"kamu tunggu saja di sini, saya mau telpon sekertaris kantor dulu..."ucap alif namun mata nun tiba-tiba melotot.
"apaa...melotot, biasanya gak mau liat saya....lagian kita belum sah..."ucap alif, nun pun mulai marah, setelah buryam nya dibumgkus nun pulang berjalan kaki, nun pun tidak mau pulang pakai mobil sementara alif begitu khawatir dengan bayi nun.
"aduuuh, kenapa dia harus ngambek seperti itu.." kata alif mulai menyesal dengan perkataannya tadi, nun pun mulai memalingkan wajahnya dan tak mau melihat wajah alif lagi.
akhirnya sampai tiba di rumah, nun berjalan langsung menuju ke kamarnya, alif sepanjang jalan nun tidak peduli dengan omongan alif, Namun tidak lama kemudian perut nun pun kembali sakit lagi.
"aaaaa (jerit nun)...."alif pun berteriak memanggil mama dan papa nya
"ada apa ini..." ujar mama alif
"nun,,,,kamu kesakitan nak.."kata mama alif kembali lembut karna khawatir, namun nun hanya menganggukkan kepalanya.
" yaudah, alif ambil bantal sofa biar nun istirahat di sini saja dulu..."ucap mama alif
"gak di bawa kerumah sakit saja ma..."tanya alif
"gak usah kak, sakitnya udah mau hilang kok..."ucap nun "lagian sakitnya sama kyak kmren, cuma kontraksi biasa, kata dokter kecuali ada darah kluar artinya sudah pembukaan.."lanjut nun.
"iya sayang... kalau begitu mama akan temani kamu di sini,,,"ucap mama alif
"loh alif kamu gak ke kantor..."tanya mamanya sementara alif menatap wajah nun, nun pun mulai lirih.
"enggak ma, gak jadi saya mau sarapan lagi makan buryam sama nun di rumah.."merayu nun di depan mama nya.
"ooh begitu (tersenyum bahagia) ya udah kalau gitu kamu aja jagain nun, mama mau ke mall dulu,,,"ucap mama nya
"loh mama mau ngapain ke mall pagi-pagi..."tanya alif nun pun heran "papa mana.."tanya alif.
"hemmm papa lagi ketempat temannya, lagi ada urusan penting.."ujar mama nya "oh iya mama lupa, minggu ini kalian akan menikah, jadi jangan lupa kalian mempersiapkan diri yaahh"ucap mamanya membuat alif dan nun kaget "NIKAH" lagi-lagi ucapan serentak nun dan alif.
"iya sayang, malam itu...papa sudah rencanakan pernikahan kalian...jadi tinggal kalian mempersiapkan diri saja,,,,dan kalian tidak perlu memilih-milih baju resepsinya, biar mama saja yang ngatur...."ucap mama alif
"nun, makan yang banyak supaya baby nya juga sehat ya sayang...." ucap mama alif kemudian turun tangga.
"ma...(ucap alif menghentikan mamanya) emm minta tolong antarkan bibi ma....saya harus temenin nun makan di sini.."ucap alif dengan senyum.
"oh... iya sayang...sini biar mama beri ke bibi.." balas mama nya, dan melanjutkan tujuannya.
Tinggallah hanya nun dan alif di teras
"emmm kamu masih merajuk..." tanya alif kemudian pindah duduk di samping nun, namun nun tidak mau membalas omongan alif.
"jangan salah paham, tadi saya nelpon sekertaris, bahwa saya tidak berangkat ke kantor hari ini, dan rapatnya juga saya batalkan.."kata alif berusaha menenangkan hati nun, nun pun mulai senyum sedikit, namun alif tidak melihat senyuman nun "kamu tau gak...kenapa aku tidak pergi ke kantor.."tanya alif yang masih menyandarkan tubuhnya tanpa melihat wajah nun "karna aku ingin bersama kamu untuk hari ini, aku ingin lebih mengenal kamu..."ucap alif dengan mengeluarkan air mata nun pun kaget mendengar suara alif terseduh-seduh
"kak...apakah, kamu menangis......?"tanya nun "saya sudah selesai makan loh, katanya mau makan bareng kenapa kak alif malah nangis.."lanjut nun mengalihkan pembicaraannya dan pura-pura tidak mendengar pembicaraan alif tadi.
"nun, bisakah kamu manggil saya "mas" alif..."tanya alif, nun pun ikut menangis setelah mendengar alif berkata sedemikian, tubuhnya menjadi lemah tiada berdaya nun pun kembali merasa seolah-olah suaminya masih ada. "astagfirullah, astagfirullah, astagfirullah al adzim, " ucap nun berusaha menenangkan hatinya.
"kak alif, apa pun tujuan dari tangisanmu,,,, saya mohon berhentilah....karena allah tidak menyukai manusia yang lemah.."ucap nun dengan tenang "dan tolong, izinkan saya memanggilmu sebagai "kak alif" untuk sementara...setelah kita menikah saya akan memanggilmu "mas alif".." lanjutnya, setelah itu nun pun masuk ke kamarnya.
"nun...(menghentikan nun) saya akan menikahimu minggu ini,...sekarang sudah hari kamis, 3 hari lagi saya akan menikahimu.."ucap alif dengan sedih namun tercampur rasa bahagia karena ia akan segera menikahi nun. nun pun merasa sangat bersyukur, walaupun tanpa di rasakan alif.
"emmm, (tersipu)jangan lupa makan buryamnya agar kelak di pelaminan kita sama-sama sehat(merayu)...saya tak ingin buryam itu sampai mubazir.."ucap nun membuat alif semangat, walaupun buryam itu hampir dingin alif pun memakannya. "saya akan memakannya nun(teriaknya).."
Malam pun tiba
"Dik alif, kakak akan segera menikahi istrimu... bagi kakak dia sangat istimewa, begitu cantik, bak bidadari, soleha....kamu sangat beruntung dik, dan kakak juga sangat bersyukur bahwa allah membimbing nun kepadaku, kakakmu dik(menangis histeris) saya adalah kakakmu dik..."kata alif menjerit tangis dari dalam kamar
Saat pertama alif melihat wajah alm.suami nun dari kamar nun, alif pun mulai penasaran dan berencana untuk mencari tahu siapa nun "tidak mungkin saya bisa semirip dia (penasaran) apaaa...(keraguan)kami ada hubungan darah" ucap alif waktu itu, alif pun membuat rencana dan pergi keluar kota dengan alasan urusan pekerjaan, padahal waktu itu alif pergi ke kampung halaman nun, dan mencari tahu siapa sebenarnya suami nun.
Di saat tiba di kampung nun, warga kampung beserta keluarga dari papa nun kaget, bahkan ada yang pingsan saat melihat wajah alif yang begitu mirip dengan wajah suami nun yang bernama alif juga.
alif pun mencari tahu kedua orang tua suami nun, ternyata sudah meninggal sebelum suami nun meninggal. namun alif pun tidak putus asa, alif pun mencari saudara orang tua alm suami nun, yang pada akhirnya jawaban dari saudara orang tua alm suami nun sangat membuat alif kaget dan tercampur rasa sakit hati, alif pun meminta sesuatu yang bisa di pakai untuk melihat hasil tes darah mereka berdua.
Walaupun butuh waktu yang sangat lama, namun alif tetap menunggu di rumah keluarga papa nun yang berada di kampung. alif memohon kepada semua kluarga nun untuk merahasiakan ini sekalipun dengan kedua orang tua nya sendiri. "saya akan menuggu hasil nya sampai selesai..." ujar alif. namun waktu yang di miliki alif tidak sesuai harapan, karna batas keluar kota hanya memiliki dua minggu. alif pun segerah memilih pulang agar papa dan mama nya tidak mencurigainya.
Setiba di rumah tingkah alif terlihat aneh, setiap keluar masuk maupun sekaligus menuju ke kantor alif di hantui rasa kegelisahan, "semoga lekas keluar, lekas keluar, lekas keluar..(sambil megang hp) namun belum ada kabar sama sekali dari rumah sakit, alif pun menunggu hingga di keesokan hari.
Bersambung
Next : https://blogsrindy.blogspot.com/2022/02/novel-cinta-dan-ibadah-bagian08.html
Posting Komentar untuk "NOVEL : Cinta dan Ibadah{bagian 07}"